Jumat, 14 November 2008

HARAPAN


Tuan, beri satu harapan

Mesti racun yang mematikan

Tak mungkin harimau mati dengan kijang

Meski tanduk nan panjang

Aspal jalan hitam nan panjang

Di tengah selalu ada api dan batu yang menghadang

Namun harapan tak kunjung padam

Ketika rembulan di tengah malam yang hitam

Ku, tahu tuan adalah awan

Kesana kemari tanpa ada yang menghadang

Namun hati adalah pedang

Sekali tak terkendali akan mematikan

Mift-Rosy, 2005


ENGKAU

Sebesar inikah cinta yang ada

Atau setinggi langitkah cinta yang tumbuh.

Kita pun tak pernah tahu:

Sebesar debu,

Aatu setinggi langitkah cinta ini.

Kau katakan cinta

Aku jawab. Ya!

Tapi aku selalu mengalah.

Dan kau…….

Jika, kau telah katakan maaf:

Aku mati di situ.

Jogja, 2007


DEBU-DEBU ASMARA

Jika pertemuan pertama adalah cinta

Adakah satu kesempatan tiba

Jika cinta adalah tak ada

Kemanakah debu-debu asmara

Bilakah ada harapan

Mimpi-mimpi adalah yang berdatangan

Bilakah tetesan itu turun ke dalam

Itu adalah nyayian-nyayian malam

Bolehkah dada ini menumpang

Tuk sekedar cerita dongeng

Biarlah bulan nan jauh

Namun hati tetap teduh

Jogja, 2006


RINDU

Kiranya aku harus bagaimana

Cinta yang mengakar sulit tuk diterka

Kadang aku mabuk

Kadang aku sadar

Tuhanku, aku tahu.

Cipta-Mu tak terhitung

Namun aku bingung

Aku mencintainya. Tuhanku

Entah apa yang ada pada dirinya

Aku tersentuh. Entah oleh apa.

Tuhanku aku berseru

Hatiku penuh oleh-Mu

Kuasa-Mu tak terbendung

Maha tahu-Mu tak pernah luput

Tuhanku aku ini mahluk

Pasrahku pada-Mu.

Gembyang, 01-07-2007


AKU

Biarkan aku begini

Aku rela hatiku remuk berkeping-keping

Diriku adalah aku:

Yang egois dan edealis

Jika memang engkau tak suka

Biarkan aku hidup sendiri:

Dengan egois dan idealisku.

Kau tak suka aku begini

Karena caraku ini aneh

Kau maunya biasa

Aku inginya luar biasa

Tapi aku yakin caraku adalah baik

Aku rela hatiku remuk berkeping-keping

Dengan egois dan idealisku

Kalau kau tak suka, tinggalkanlagh aku.

Aku rela hatiku remuk berkeping-keping

Dengan diriku. Aku.

Gembyang, 07-12-2007


MERANA

Kepada siapakah aku harus bicara

Kepada cintakah aku akan terbawa

Tuhan begitu agung dan indah

Tahu akan setiap sesuatu

Kini aku tak punya apa-apa

Cinta yang terendam hanyalah sirna

Jogja, 12-11-2007


ANTARA

Entah kemana ranting dahan kalbuku luluh

Dalam jurang terjal penuh duri

Angin malm semerbak mewangi sekuntum melati

Lembaran kuning tempat aku berteduh

Mencintaimu adalah langit dan bumi

Berkisar antara awan yang berlari-lari

Keributan tiada berhenti

Memutar otak seratus kali lagi

Mencintaimu adalah gelombang tsunami

Hilang sekejap tanpa makna

Kesedihan bertumpu dalam dada

Saat itulah semua harus dipahami

Mift-rosy, 2005


HAKIKAT

Semerbak jua bau harum itu

Lama sudah aku bercanda denganya

Kini aku luluh karenya

Sekian lama berbohong dengan qolbu

Keharuman itu kii nyata dalam dada

Hanya senda gurau dalam imajinasi yang dirasa

Harus kemana aku merujuk keharuman itu

Perhiasan dunia tak cukup untuk diriku

Laksana mutiara di atas batu hitam

Sungguh cahayamu nyata dari kejauhan

Namun tak cukup dilihat dengan mata yang hitam

Mata dalam adalah hakikat penglihatan

Mift-Rosy, 2006


"............."

Tak hanya burung yang tertawa

Rumput dan semut pun tak juga beda

Aku malu pada mereka

Menggapai bulan di saat gelap gulita

Luluh hati ini tak sekedar pada bunga

Namun madu adalah tujuan semata

Berlanjut dari awal yang tak di sangka

Mengingkari adalah benih-benih cinta

Kini bunga telah cukup dewasa

Tak juga madu yang semakin manis tumbuh bersamanya

Semakin jauh gapaian antara kerbau tua dan jalak muda

Hanya memendam yang nikmat dirasa

Mungkin tidur adalah lebih dewasa

Menghilangkan mimpi-mimpi indah tanpa duka

Mift-Rosy, 2005


TAWAKAL

Tawakal aku pada-Mu

Tawakal aku pada-Mu

Aku kini hidup sendiri

Pergi kau dari kehidupanku ini

Biar aku setia di temani

Yang satu dan yang abadi

Meski aku dan engkau saling merindu

Tapi takdir adalah beku

Ridho aku pada-Mu

Gembyang, 2 Syawal 1428 H


Rahim :Kota

Salatiga

Kota prasati

Saksi, dan

Bukti

Salatiga

Dalam rahimu tumbuh sebuah janin,

Janin yang setiap harinya tumbuh:

Semakin besar.

Salatiga

Dalam rahimu kau ajari aku:

Bagaimana hati menangis

Bagaimana angin berbisik

Bagaimana cinta berkarya

Salatiga

Sekarang aku telah lahir

Ajaranmu telah aku pahami:tentang:

Bagaimana hati menangis

Bagaimana angin berbisik

Bagaimana cinta berkarya

Salatiga

Cintaku dan cintamu

adalah karya.

Gembyang, 12 januari 2008.

Tidak ada komentar: